Cerita Kecil tentang Laron..


Malam 12 Oktober 2009, Kota Bengkulu dipenuhi Laron yang berterbangan,

Laron beterbangan....
Setiap musim penghujan, seringkali kita diganggu oleh segerombolan laron yang mengitari lampu diruang tamu atau di ruangan lain yang bisa menjadi sangat menjengkelkan. Bandel..! kata nenek ku. memang wajar sih, soalnya binatang yang satu ini termasuk kategori yang "pantang menyerah" dalam urusan bikin jengkel. Sudah di sapu dan dibersihkan, masih saja banyak yang berterbangan. Lampu dimatikan, mereka berjatuhan, yang akhirnya makin membuat kita sibuk dengan bulu2 yang berterbangan.

Kehidupan Laron
Sepasang Laron
(Ordo Orthoptera) merupakan awal sebuah kerajaan dibentuk. Mula-mula semua pekerjaan mereka lakukan sendiri, seperti menggotong telur ke sudut penetasan, menyingkirkan tanah longsor, menutup celah bocor, dan berbagi makanan tentunya. Namun ketika sudah banyak telur yang menetas, maka induk laron tersebut otomatis akan menjadi "raja dan ratu" laron.
Pekerjaan pun diambil alih oleh anak-anak laron sebagai rakyat jelata, mereka disebut rayap. Sementara itu, sang ratu laron hanya bertugas berkembang biak, bertelur dan terus bertelur. Laron dalam satu hari dapat menghasilkan 18 ribu telur (rata-rata 30 butir tiap menit selama 10 jam). Berbagai sumber mengatakan umur hidup Ratu Laron dapat mencapai 20 tahun, hal ini dikarenakan asupan gizi Ratu Laron sangat lengkap yang dipenuhi oleh laron pekerja.

Anak-anak laron (rayap) yg menetas dari telur Ratu laron ini berbeda-beda sosok tubuhnya. Ada yang mempunyai rahang yang luar biasa besarnya, sehingga ditugaskan sebagai serdadu baik itu jantan maupun betina, tetapi semuanya mandul karena alat kelamin mereka tidak tumbuh sempurna. Kemandulan masal ini diduga karena telur yg ditetaskan menjadi mereka ini tidak dibuahi (semacam telur hermafrodit) Kalau ada telur yg dibuahi oleh sperma sang Raja laron, anak yg kemudian lahir tentu saja normal. Tetapi ternyata sang ratu punya kebijakannya sendiri. Kalau ia memandang perlu agar sang anak tidak tumbuh menjadi anak subur, maka ia akan memberikan hormon feromon primer yg akan membuat macet perkembangan kelamin anak tersebut (yg nantinya akan terus menjadi robot mandul). Yang diberikan lewat mulut oleh Ratu Laron ketika anak bertugas menyuapi ibunya. Namun ketika sang ratu memandang perlu untuk menghasilkan anak yg akan meneruskan generasinya maka ratu tidak akan memberikan hormon feromon primer tersebut.

Makanan Laron pada umumnya jenis jamur, jamur tersebut mereka tempatkan dalam rongga kayu seperti “spons”, disamping itu mereka juga makan rongga kayu lapuk agar teruarai lebih lanjut lagi menjadi bahan organik. Dalam usus Laron terdapat bakteri dan Flagellata (protozoa yg bercambuk) yang mengeluarkan enzim pencerna selulosa kayu sampai menjadi zat pati yg lebih sederhana. Zat yang berupa tepung ini kemudian dimakan oleh bakteri dan flagellata itu.

Tidak seperti serangga lainnya ; kecoa , semut, nyamuk, lalat yang sering kali kita lihat. Laron atau anai-anai amat jarang kita temui karena habitat hidupnya dibawah tanah namun sekali dia keluar dan menampakkan diri, daya ganggunya jauh melebihi daya ganggu serangga lainnya karena beribu-ribu mereka akan berterbangan memenuhi rumah. Prosesi keluarnya laron dari sarangnya sering terjadi malam hari dan biasanya di musim hujan, satu persatu mereka merayap dari bawah dan setelah sampai dipermukaan mereka terbang ; satu, dua, tiga, empat , seratus, ….. dan akhirnya beribu-ribu mereka berseliweran, berputar-putar memenuhi ruangan tempat ia keluar.
Ada satu ritual unik yang dilakukan oleh laron-laron tersebut dan tampaknya ritual ini adalah bagian dari ”tarian hidup” yang harus mereka mainkan untuk mencapai kesempurnaan ”kelaronan” mereka dan ini berlaku universal untuk seluruh bangsa laron di dunia. Ritual unik yang mereka lakukan adalah terbang mendekati cahaya, berputar-putar mengelilingi sumber cahaya , menabrakkan diri, jatuh kelantai, terkulai dan mati, sebanyak yang terbang sebanyak yang mati. Apakah perilaku ini adalah kompensasi dari berlama-lamanya mereka hidup dalam kegelapan dan kepengapan ?. Wallahualam, namun seorang teman yang ahli biologi mengatakan bahwa ritual laron mendekati cahaya adalah untuk menghangatkan tubuh dan kawin.

Sebuah Hikmah..
- Anai-anai selalu berbakti kedua orang tuanya tanpa memikirkan apa yang akan dia dapat dan apa yang akan dia terima.
- Laron selalu berfikir fokus kepada satu tujuan dan belum berhenti sampai tujuan itu tercapai.
- Laron selalu berpikir positif yang diwujudkan dengan keinginan hidup dalam dunia yang terang benderang.
- Laron walaupun membuat resah, tapi tidak menimbulkan penyakit, bahkan di daerah tertentu di Indonesia, laron dikonsumsi dibuat makanan yang dimakan dengan nasi.
Semoga Bermanfaat...


Kehidupan merupakan proses yang harus dijalani. Setiap proses membutuhkan pengorbanan, orang yang matang dalam proses akan memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan orang yang hanya terfokus pada tujuan.
Siswa yang mengikuti proses perkuliahan dengan baik, walaupun mendapatkan hasil nilai yang tidak sesuai dengan keinginan memiliki kemampuan yang lebih yang akan berguna bagi kehidupan nantinya dibandingkan siswa yang mendapatkan nilai yang besar tetapi tidak mengikuti proses perkuliahan.

0 Response to "Cerita Kecil tentang Laron.."

Posting Komentar

wdcfawqafwef